Satu Panci

  • 0


Suatu hari ada remaja putri yang masih sangat polos disuruh ibunya untuk belanja di pasar. Ini adalah kali pertamanya belanja sendirian tanpa ditemani ibunya. Hari ini dia disuruh untuk membeli panci  untuk memasak air. Sejak dari rumah ibunya telah berpesan bahwa saat dipasar nanti dia harus pintar menawar atau paling tidak memilih panci yang paling murah di pasar. Jadi dia harus membandingkan harga-harga antar pedangang.
                Sesampainya di pasar, dia mulai bertanya pada para penjual. Pedagang pertama menjawab bahwa satu panci harganya 60 rb. Lalu dia berkeliling ke sisi lain pasar, pedangang kedua mengatakan satu panci harganya 85 rb. Anak itu terus mondar mandir, sampai beberapa pedagang ditanyainya namun harganya selalu lebih mahal. Setelah keliling pasar, tak terasa dia sampai lagi di pedagang yang ditanyainya pertama tadi. Akhirnya dia mulai menawar panci yang sebenarnya harganya 60 rb itu, pertamanya dia menawar 45 rb, tapi tidak boleh, kemudian 47 rb, tapi tidak boleh juga. Akhirnya si pedagang berkata bahwa harga panci itu khusus untuk Si anak adalah 30 rb setengah. Si anak menganggap pedagang  telah iba, dan memberikan uang 30 rb. Tapi alangakah terkejutnya dia saat melihat panci yang diberikan pedagang hanya setengah. Dia marah-marah pada pedagang, tapi pedagang hanya santai sambil menjawab “Saya kan bilang 30 rb setengah, kalau satu ya 60 rb.” (Indraswari)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar